dalam diksi terdapat beberapa makna yang dapat mengacu untuk pemilihan menggunakan Diksi itu sendiri, beberapa contoh makna yang bermanfaat untuk pemilihan Diksi itu sendiri :
a. Makna Leksikal dan Makna Gramatikal
Makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan referennya, sesuai
dengan hasil observasi alat indera, atau makna yang sungguh-sungguh
nyata dalam kehidupan kita. Contohnya, kata "tikus". Makna leksikalnya
adalah binatang yang menyebabkan timbulnya penyakit (Tikus itu mati
diterkam kucing). Sedangkan makna gramatikal adalah makna yang
digunakan untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna
gramatikal [sesuai dengan tata bahasa; menurut tata bahasa, Red], untuk
menyatakan makna jamak bahasa Indonesia, menggunakan proses
reduplikasi seperti kata: buku, yang bermakna "sebuah buku", menjadi
buku-buku yang bermakna "banyak buku".
b. Makna Referensial dan Nonreferensial
Perbedaan di antara keduanya adalah berdasarkan pada ada tidaknya
referen dari kata-kata itu. Sebuah kata memiliki makna referensial jika
memunyai referen. Kata nonreferensial adalah kata yang tidak memiliki
referen. Contoh: Kata "meja" dan "kursi" (bermakna referen). Kata
"karena" dan "tetapi" (bermakna nonreferensial).
c. Makna Denotatif dan Konotatif
Makna denotatif adalah makna asli, makna asal, atau makna sebenarnya
yang dimiliki sebuah leksem [satuan leksikal dasar yang abstrak, yang
mendasari pelbagai bentuk kata; satuan terkecil dalam leksikon,Red].
Contohnya, kata "kurus". Makna denotatifnya adalah keadaan tubuh yang
lebih kecil dari ukuran normal. Makna konotatif adalah makna lain yang
ditambahkan pada makna denotatif, yang berhubungan dengan nilai rasa
orang atau kelompok orang yang menggunakan kata tersebut. Contohnya,
kata "kurus" pada contoh di atas bermakna konotatif netral, artinya
tidak memiliki nilai rasa yang mengenakkan, tetapi kata "ramping"
bersinonim dengan kata kurus itu memiliki konotatif positif, nilai yang
mengenakkan. Orang akan senang bila dikatakan "ramping".
d. Makna Konseptual dan Makna Asosiatif
Makna konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah lema [kata atau
frasa masukan dalam kamus di luar definisi atau penjelasan lain yang
diberikan dalam entri, Red] terlepas dari konteks atau asosiasi apa
pun. Contohnya, kata "kuda". Makna konseptualnay adalah sejenis
binatang berkaki empat yang bisa dikendarai. Makna asosiatif adalah
makna yang dimiliki sebuah leksem atau kata yang berkenaan dengan
adanya hubungan kata itu dengan suatu yang berada di luar bahasa.
Contohnya, kata "melati" berasosiasi dengan sesuatu yang suci atau
kesucian. Kata "merah" berasosiasi "berani" atau paham komunis.
e. Makna Kata dan Makna Istilah
Makna kata, walaupun secara sinkronis tidak berubah, tetapi karena
berbagai faktor dalam kehidupan dapat menjadi bersifat umum. Makna kata
itu baru menjadi jelas kalau sudah digunakan dalam suatu kalimat.
Contoh: kata "tahanan", bermakna orang yang ditahan, tapi bisa juga
hasil perbuatan menahan. Kata "air", bermakna air yang berada di sumur,
di gelas, di bak mandi, atau air hujan. Makna istilah memiliki makna
yang tetap dan pasti. Ketetapan dan kepastian makna istilah itu karena
istilah itu hanya digunakan dalam bidang kegiatan atau keilmuan
tertentu. Contohnya, kata "tahanan" di atas masih bersifat umum, tetapi
di bidang hukum, kata tahanan itu sudah pasti orang yang ditahan
sehubungan suatu perkara.
f. Makna Idiomatikal dan Peribahasa
Idiom adalah satuan-satuan bahasa (ada berupa baik kata, frasa, maupun
kalimat) maknanya tidak dapat diramalkan dari makna leksikal, baik
unsur-unsurnya maupun makna gramatikal satuan-satuan tersebut.
Contohnya, kata "ketakutan", "kesedihan", "keberanian", dan
"kebimbangan" memiliki makna hal yang disebut makna dasar. Kata "rumah
kayu" bermakna, rumah yang terbuat dari kayu. Makna peribahasa bersifat
memperbandingkan atau mengumpamakan, maka lazim juga disebut dengan
nama perumpamaan. Contoh: bagai, bak, laksana, dan umpama lazim
digunakan dalam peribahasa.
g. Makna Kias dan Lugas
Makna kias adalah kata, frasa dan kalimat yang tidak merujuk pada arti
sebenarnya. Contohnya, "Putri malam" bermakna bulan dan "Raja siang"
bermakna matahari. Makna lugas adalah kebalikan dari makna kias. Makna
lugas adalah makna dari sebuah frasa dan kalimat yang tidak menimbulkan
tafsir ganda. Contohnya adalah kata "makan" dalam kalimat "Adik sedang
makan roti," dan frasa "tangan kanan" dalam kalimat "Tangan kanannya
patah dalam kecelakaan kemarin."
Contoh Diksi
Contoh Diksi
Dampak Pemanasan Global
Para
ilmuan menggunakan model komputer dari temperatur, pola presipitasi,
dan sirkulasi atmosfer untuk mempelajari pemanasan global. Berdasarkan
model tersebut, para ilmuan telah membuat beberapa prakiraan mengenai
dampak pemanasan global terhadap cuaca, tinggi permukaan air laut,
pantai, pertanian, kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia.
Iklim Mulai Tidak Stabil
Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es
akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang
terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya
mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada
pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin
sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang
di beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan
cenderung untuk meningkat.
Daerah
hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap
dari lautan. Para ilmuan belum begitu yakin apakah kelembaban tersebut malah akan meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkankarena uap air merupakan gas
rumah kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada
atmosfer. Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga akan membentuk
awan yang lebih banyak, sehingga akan memantulkan cahaya matahari
kembali ke angkasa luar, di mana hal ini akan menurunkan proses pemanasan (lihat siklus air). Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan. (Curah hujan di seluruh dunia telah
meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini). Badai
akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari
tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya.
Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda.
Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air,
akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi,
beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca
menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.
Suhu Global Cenderung Meningkat
Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak makanan dari sebelumnya,
tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa tempat. Bagian Selatan
Kanada, sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih
tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain pihak, lahan
pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak
dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari
gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju)
musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair
sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat
mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.
Gangguan Ekologis
Hewan
dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek
pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam
pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke
atas pegunungan. Tu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar